Dari yang berbobot 40 kg, sampai harga Rp 40 juta
Musang atau yang dikenal sebagai Luwak jarang sekali menjadi hewan peliharaan. Karena kalah pamor dengan kucing ataupun anjing. Tapi jangan salah hewan dengan nama latin Paradoxurus hermaphroditus, bisa menembus harga Rp 40 juta lebih dari salah satu jenisnya. Tak hanya harga yang bisa melonjak tinggi, hewan yang terkenal rakus ini juga bisa mencapai bobot sampai 40 kilogram.
Sebagai pecinta hewan musang, Komunitas Musang Lovers Indonesia regional Surabaya ini ingin sekali mensosialisasikan hewan yang tergolong nokturnal. Apalagi sangat banyak sekali jenis musang yang ada di Indonesia. Ada jenis musang pandan, musang bulan, musang garangan, musang rase, musang binturong, maupun musang albino. Dari sekian banyak jenis musang tersebut ada yang menyita perhatian yakni jenis musang albino. Jenis musang yang bermata merah ini memang memiliki kelainan genetika atau cacat gen pada musang tersebut. Tak heran jika musang jenis ini amat langka dan harganya dikalangan musang lovers bisa mencapai Rp 40 juta bahkan lebih.
Selain jenis musang albino, musang bulan juga menyita perhatian karena kelangkaan di habitatnya. Hewan asli Bali, Sumatera, dan Kalimantan ini bisa mencapai bobot 20 kg bahkan lebih. Anggota Komunitas Musang Lovers Indonesia regional Surabaya memiliki hewan jenis ini dengan bobot mencapai 15 kg. sampai pernah ditawar dengan harga Rp30 juta lebih. Keunikan musang yang berwarna coklat dengan wajah mirip beruang ini memang bisa mencapai berat seukuran bayi manusia.
“Pernah saat saya membawa hewan ini ada yang berani menawar tinggi, karena saya masih sayang hewan ini saya tidak akan menjualnya. Karena merawatnya sampai jinak seperti ini butuh waktu dan perawatan ektra,” jelas Steven Kho (Anggota MLI regional Surabaya)
Kelangkaan lain juga ada pada musang jenis binturong, hewan endemic asal Sumatra ini bisa mencapai 40 kg. Sampai-sampai pihak kehutanan dan badan konservasi sumber daya alam melarang menangkap maupun memelihara hewan musang jenis ini. Karena jumlah dihabitatnya cenderung menurun. Memang kebanyakan orang mengira hewan ini merupakan hama, maupun hewan yang sering memakan ayam milik warga.
Kemudian musang garangan yang berwarna cenderung coklat bertubuh kecil nan panjang. Kebanyakan hewan jenis ini lebih memilih tempat semak belukar untuk bertahan hidup. Mirip dengan garangan, musang rase memiliki badan agak tinggi dan moncong agak pendek sekilas mirip musang pandan yang berwarna coklat memiliki bintik ditubuhnya.
Setiap musang memang memiliki porsi makan yang rakus. Apalagi jenis musang bulan dan binturong yang cenderung memiliki lambung yang besar. Tetapi Komunitas MLI regional Surabaya memiliki trik khusus memilih makanan untuk hewan kesayangannya. Agar pop yang dihasilkan tidak berbau diberikan melon ataupun pisang. Kalau diberi papaya pasti pop yang dihasilkan berbau tidak sedap. Untuk perawatan yang lebih juga bisa diberi bubur bayi untuk menambah kesehatan tubuh si musang.
Hewan yang tergolong arboreal yang menghabiskan waktunya diatas pohon ini juga bisa menjadi hewan kesayangan yang jinak. Dengan perawatan yang baik bisa merubah hewan liar ini menjadi hewan yang tak kalah dengan kusing maupun anjing.
Sekedar informasi, setiap jenis musang ataupun luwak bisa menghasilkan kopi terbaik. Yang sampai saat ini harga kopi paling mahal dan paling nikmat di dunia bisa mencapai Rp 1,5 juta per kilogramnya. Namun, dari sekian jenis musang tersebut lebih dipilih tingkatoutput yang dikeluarkan lebih banyak. Malahan di Lampung pemroduksi kopi luwak lebih memilih musang bulan untuk menghasilkan kopi terbaik.
Sejarah MLI regional Surabaya
Musang Lovers Indonesia regional Surabaya terbentuk pada bulan Februari 2012. Dibentuknya komunitas ini atas dasar karena banyaknya pecinta musang di seluruh Inonesia yang hampir 1000 orang lebih. Agar mereka lebih terwadahi dan mengenal lebih dekat hewan omnivora ini.
Komunitas MLI regional Surabaya sampai saat ini memiliki anggota sebanyak 30 orang. Tidak hanya dari Surabaya saja, anggotanya pun dari Sidoarjo, Gresik, Lamongan, bahkan Malang. Untuk lebih mendapat pengetahuan tentang hewan ini para anggota sepakat pada setiap minggu pertama, kedua, dan ketiga berkumpul di taman bibit pada setiap minggunya. Pada minggu keempat para anggota akan berpindah di sekitaran taman bungkul.
Untuk menjadi anggota Musang Lovers sangatlah mudah, meskipun tidak memiliki hewan nocturnal ini. Para calon anggota bisa saling sharing dan mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan komunitas. Selain itu kita juga mengarahkan para calon anggota untuk cocoknya memelihara musang jenis apa. Agar hewan yang cenderung liar ini bisa jinak ada trik-trik khusus.
Banyak sekali kegiatan yang dilakukan para anggota dari mulai sharing kesehatan atau perawatan. Juga mengadakan gatering yang mendatangkan Dokter hewan maupun zookeeper. ”Selain sharing dengan anggota kita juga memilih mendatangkan para pakar kesehatan untuk hewan. Agar setiap anggota memiliki pengetahuan lebih untuk merawat dan melakukan pembiakan untuk hewan ini,” jelas Sela Erfansyah (Ketua/Koordinator MLI regional Surabaya)
Kebanyakan para anggota komunitas berprofesi sebagai karyawan, juga pengusaha, frelance, pelajar SD, SMP, SMA, Mahasiswa, maupun usia 50 tahun lebih.
Untuk merawat hewan ini lebih gampang dari pada anjing maupun kucing. Karena hewan yang tergolong liar ini memiliki fisik yang kuat. “Pernah ketika 1 biusan untuk hewan dengan dosis yang sama diberikan pada anjing dan musang. Ternyata anjing lebih dulu terpengaruh bius dari pada musang. Karena musang ini memang memiliki naluri liar yang sangat cocok di kehidupan liarnya,” jelas Baskoro Widyanto (Anggota MLI regional Surabaya)
Perawatan tidak terlalu sulit, hanya mandi diberikan seminggu sekali. Begitu juga makan makan dan minum cukup pagi dan malam hari. Kalau ingin perawatan lebih setiap beberapa bulan sekali lakukan cek up ke dokter hewan. Musang yang tergolong baby dengan usai 2-3 bulan lebih itensif untuk perawatan. Tambahan suplemen juga sangat diperlukan untuk menambah nafsu makan ataupun daya tahan tubuhnya
Selain gatering sebagai tempat curhatnya para pecinta musang, para anggota juga berusaha untuk mengawinkan maupun breeding.Tujuannya untuk mengurangi tangkapan di alam liar yang hampir 90% mereka pelihara. Namun, untuk mensosialisasikan hal ini kepada masyarakat terkadang ada saja kendalanya. Tetapi bagi para anggota Musang Lovers tugas ini harus dituntaskan untuk menyeimbangkan populasinya di hutan.
Komentar
Sela Erfansyah (Ketua/Koordinator MLI regional Surabaya)
“Semoga kita bisa melakukan breeding dan kegiatan melepas musang ini kehabitatnya sehingga musang-musang yang langka tidak akan punah.”
Benny Kristanto (Wakil Ketua MLI regional Surabaya)
“Mengedukasi dan mensosialisasi bahwa hewan ini bukanlah hama yang pantas dibunuh maupun dimakan. Meskipun liar hewan ini bisa menjadi hewan kesayangan yang tak kalah dengan hewan lain,”
Baskoro Widyanto (Anggota MLI regional Surabaya)
“Perawatan setiap jenis musang ini sama, tetapi perlu diperhatikan tingkat usis dari setiap musang. Karena memang musang merupakan pemakan segala cenderung liar,”
Steven Kho (Anggota MLI regional Surabaya)
“Jenis musang bulan ini memiliki tingkat makan yang tinggi karena memang lambung mereka memiliki tingkat yang lebih. Meskipun langka kita juga harus memperhatikan kelangsungan hidup hewan ini,”
Sumber : http://guruhdimasnugroho.blogspot.co.id/2013/04/musang-lovers-indonesia-chp-surabaya.html?m=1