Defender Black Blue

Jumat, 13 November 2015

Komunitas Musang Lovers Solo (Muslo)

Komunitas Musang Lovers Solo (Muslo)



 
Dok.Timlo.net/ Achmad Khalik
Dok.Timlo.net/ Achmad Khalik
Komunitas Musang Lovers Solo (Muslo).
Solo — Memiliki hewan peliharaan yang masih jarang dimiliki oleh orang lain, merupakan kebanggaan tersendiri. Apalagi, hewan tersebut tergolong kedalam hewan yang susah dijinakkan. Selain bentuk serta bulu yang dipandang eksotis, hewan yang satu ini termasuk dalam kategori hewan buas. Dimana, dalam habitat aslinya hewan tersebut dianggap sebagai pencuri binatang ternak.
Ya, binatang bernama latin Paraxodurus Hermaphroditus atau yang akrab dikenal dengan musang ini menjadi pilihan hewan peliharaan dari Komunitas Musang Lovers Solo (Muslo). Meski dianggap susah untuk menjinakkan hewan yang satu ini, namun bagi mereka hal itu merupakan suatu tantangan tersendiri. Jika berhasil menjinakkan hewan tersebut, maka kebahagiaan sekaligus kebanggaan yang tak ternilai berhasil didapat.
“Musang ini bukan hewan yang mudah dijinakkan. Kita harus telaten dalam memberikan kenyamanan kepada hewan yang notabene buas ini,” ucap penggiat Komunitas Muslo, Hendro Prihoetomo (41) kepada Timlo.net.
Awal mula terbentuknya komunitas ini berawal dari tiga orang yang memiliki hobi yang sama, yakni terhadap binatang musang. Lalu tak lama, ternyata komunitas pecinta musang tingkat nasional ternyata ada, namun untuk tingkat Solo sendiri belum terwadahi. Sehingga timbullah ide cemerlang untuk membentuk wadah atau komunitas pecinta musang yang diberi nama Muslo tersebut.
“Awalnya senang dan memiliki musang ini. Lama-lama tiga orang ini yakni, Saya, Denis Permana dan Wisnu Arifin Santoso kerap membicarakan seputar musang mulai dari kesehatan, makanan, membuat nyaman dan sebagainya. Lalu kita cari-cari informasi. Ternyata di tingkat nasional dan beberapa di Jawa Barat dan Jogja sudah ada. Kami mencari pecinta musang Solo malah belum ketemu. Lalu muncullah ide membuat komunitas musang ini dari kami bertiga,” paparnya.
Modal Berani
Lebih lanjut dijelaskan, modal awal untuk menjadi pecinta musang yakni tidak takut bahwa musang tersebut akan menggigit, mencakar ataupun membahayakan diri orang yang merawatnya. Karena hal itu merupakan risiko seorang pemilik musang. Meski begitu, ada kiat khusus dalam menjinakkan salah satu hewan liar tersebut yakni dengan memberikan kenyamanan setiap saat, baik saat menggendong binatan ini maupun saat musang tersebut makan.
“Dalam menjinakkan musang, kita harus paham, bagaimana memberikan kenyamanan kepada hewan ini. Karena di habitat aslinya, manusia dianggap sebagai pengancam keamanan bagi kelangsungan hidupnya,” papar pria yang kesehariannya sebagai seniman itu.
Terkait pemberian makanan, lanjut Hendro, dirinya mempunyai tips jitu untuk menyiasati makanan untuk Musang. Tak perlu banyak keluar biaya, dengan sedikit perpaduan antara makanan Dog Food ataupun Cat Food hewan tersebut dapat berkembang dengan baik.
“Kalau makanan musang ini tergantung si empunya hewan. Kalau bisa bervariasi, mulai dari dog food,cat food ataupun buah-buahan agar musang tidak menjadi stres dan merasa nyaman,” ungkapnya.
Musang merupakan hewan yang kuat dan jarang sekali terkena penyakit. Asalkan pemilik musang rajin membersihkan kandang serta menjaga pola makan hewan tersebut, kemungkinan sakit akan sangat jarang terjadi.
“Kita lihat habitat musang kan di alam liar, apabila dalam asuhan manusia kan lebih baik lagi. Jadi untuk masalah penyakit jarang sekali menyerang musang. Asalkan kita menjaga kebersihan tempat tinggal mereka,” paparnya.
Dirinya berharap, dengan dibentuknya komunitas Muslo ini para pecinta hewan khususnya musang dapat berinteraksi antara satu dengan yang lain. Sehingga jika ada sesuatu yang berbeda dengan musang peliharaannya dapat langsung diberi masukan oleh anggota lainnya, seperti kenapa tidak mau makan, susah dijinakkan dan lain sebagainya.
“Harapannya, komunitas ini dapat berkembang dan menjadi wadah saling sharing antara penggemar binatang musang,” pungkasnya.
Sumber :  - Timlo.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar