Defender Black Blue

Jumat, 13 November 2015

kabar kontes musang

IMG_5646TAPOS, CIPUTAT – Di dalam GOR Ciputat, kemarin, dipenuhi musang. Hewan itu datang dari berbagai daerah di Indonesia. Rupanya hewan pemangsa ayam itu sedang mengikuti kontes. Ada sembilan katagori diperlombakan di ajang itu.
Sudin Antoro-Ciputat.
Berbagai jenis musang turut meramaikan kontes itu, dari mulai yang berbulu lembut sampai berbulu kasar, kecil dan besar, semuanya dinilai oleh dewan juri. Beberapa orang di luar gedung nampak menggendong musang. Sebagian lainnya terlihat sibuk bermain dengan hewan karnivora itu.
Ketua Trans Tangsel, Nana Tarigan mengungkapkan melalui kegiatan Grand Laucing Trans Muvers dengan tema “Let’s Breed Musang” menjadikan bagaimana untuk merawat dan menjadikan musang harus dipelihara jangan diburu dan dibunuh. Musang sama halnya dengan hewan peliharaan kucing dan sejenisnya.
“Maka kita harus memelihara dan merawatnya dengan baik. Ini adalah golongan hewan langka yang menyenangkan sekali,” katanya saat ditemui di lokasi, kemarin.
Kegiatan kontes ketangkasan dan kesehatan adalah bagian bentuk promosi kepada masyarakat. Anggapan masyarakat selama ini musang merupakan hewan berbahaya. Namun melalui kontes ini penilaian masyarakat itu tak benar. Di kontes ini, masyarakat bisa melihat berbagai musang yang bertingkah lucu.
“Seperti musang dari Lombok dan Bali serta Lampung. Di sana memang ada musang yang memiliki ciri khas tersendiri besar dan ekornya panjang pokoknya lucu,” beber ia.
Nana menjelaskan ada musang kelas morph. Jenis musang ini menurutnya, golongan yang aneh yakni perkawinan silang dari musang bulan dan musang pandan. Cirinya ada corak putih di bagian perutnya, bulunya bersih dan lembut serta perawakannya cukup besar dan kakinya mirip sarung kaki.
Setidaknya ada sembilan katagori yang dibuka dalam kontes musang itu yakni, katagori open baby, musang pandan dewasa, musang akan dewasa, open kerabat musang, musang lokality Bali dan Lombok, musang morph, open breed dan musang rase.
“Salah satu peserta asal Surabaya, Jawa Timur, Gazza (25) memiliki jenis musang morph yang diberi nama Leskin. Ia mengaku sejak beberapa tahun belakang ia kepincut memiliki peliharaan musang. Meski biaya untuk memelihara musang sendiri cukup lumayan. Musang biasa saja dibandrol Rp 1,5 hingga 2 juta. Adapun musang jenis morph tidak ada patokan harga.
“Jenis musang yang saya punya ini harganya tidak bisa dinilai, tidak ada patokannya. Saya suka musang ini bisa dibawa kemana-mana saat naik motor pun biasa ikut di atas pundak,” cerita Gazza.
Gazza mengaku setiap hari harus menyiapkan 1 kilogram kepala ayam yang dikukus. Diberikan nasi dan minumnya susu anak. Bukan hanya itu setiap tiga bulan sekali harus menyuntikan ke dokter untuk menjaga infeksi bila melakukan gigitan ke orang. “Cukup lumayan untuk pemeliharaanya dan harus telaten merawatnya,” papar ia.
Dalam kontes itu, ada tiga juri yang mengecek musang para peserta, masing-masing dipanggil oleh panitia melalui nomor urut. Para juri mengecek kesehatan, kebersihan dan kerapihannya, keindahan bulu dan ketangkasan musang. Biasanya setiap musang memiliki nama, sehingga ketika dipanggil namanya mereka akan mengampiri sang pemiliknya.
Kegiatan ini dibuka Sekretaris Daerah (Sekda) Tangsel Dudung E Diredja. Dudung sangat mendukung kegiatan positif soal pemeliharaan musang sebagai hewan langka. Untuk itu ia pun berharap ke depannya nanti untuk di kawasan Tangsel dapat memiliki legalitas komunitas pecinta musang.
“Maka hal ini menjadi tolok ukur hewan-hewan di Tangsel yakni di bawah Dinas Pertanian atau bidang Pariwisata, sebab selama ini Tangsel belum ada. Maka ini perlu dikembangkan ke depan secara serius,” tukas Dudung. (din)

Sumber : http://tangselpos.co.id/ribuan-musang-se-indonesia-ikuti-kontes-di-ciputat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar